Minggu, 23 Januari 2011

Khidir




Sore menjelang senja, ketika kucoba rebahkan tubuhku diantara kios-kios yang berjajar dipinggiran trotoar. Tubuh yang lelah sangat memberatkan kedua mataku.

Entah kenapa tiba-tiba saja aku telah berada disuatu tempat yang nampak asing bagiku. Deretan pepohonan yang rindang terlihat menghiasi sebuah pondok sederhana. Aku mencoba mendekat ketempat tersebut, dan kulihat disamping kiri pondok itu terdapat sungai yang mengalir. Pandanganku tertegun pada keindahan disekelilingku.

” Luar biasa…, ” tempat apa dan dimana aku ini ?

Belum habis rasa penasaranku, tiba-tiba saja seorang lelaki dengan badan yang tegap dan memakai jubah berwarna hitam menghentikan lamunanku.

“Itulah wujud keindahan Tuhan nak.

Aku masih terpaku oleh kebingunganku, kedua mataku tidak dapat menatap wajah lelaki itu. Badanku menggigil seketika, lidahkupun terasa bergetar ketika mencoba tuk menyapanya.

“Apakah aku sudah mati wahay bapak ?!

Namun lelaki berjubah hitam itu hanya tersenyum dan sedikit tertawa memenuhi janggut dan wajahnya.

“Hay anak muda, kenapa kau bertanya seperti itu, apakah sudah banyak jasamu ?!

Aku tak bisa menjawabnya, karena terakhir yang kuingat, sebelum aku tertidur tadi mulutku berbau alkohol.

“Ikuti aku pergi…

Aku mencoba mengikuti kemana langkahnya.
Namun tak berapa lama, lelaki itu menghentikan langkahnya.

Tepat didepan kami ada seorang lelaki yang mendirikan sholat. Lelaki berjubah hitam itupun menantinya hingga selesai. Namun usai lelaki itu mengucapkan salam, tiba-tiba saja sijubah hitam itu menamparnya hingga kepalanya berdarah.

Aku semakin dibuatnya heran.
Belum sempat aku bertanya, lelaki ini telah mencegahku.

“Tahukah kamu kenapa aku menamparnya hingga kepalanya berdarah ?!

” Dia mendiri sholatnya bukan karenaNya, sedangkan tetangganya kelaparan dan terbaring sakit, baginya sholat lebih utama dari apapun.

Aku masih tak berani menatap wajahnya. Walau dalam hatiku mencoba merenungi perkataanya tadi.

“Hay anak muda,” ambilah cermin ini dan lihatlah dirimu dengan seksama !

Tak berapa lama dia mengulurkan tanganya kepadaku. Aku merasakan telapaknya berbeda dari orang kebanyakan,tiada mempunyai tulang namun bisa keras.

“Aku akan undur diri dan camkan nasihatku !

“Assallamualaikum…

Tak berapa lama lelaki itu pergi, kedua mataku dipenuhi oleh cahaya yang sangat menyilaukan pandanganku. Dan tak berapa lama akupun tersadar oleh seseorang yang menepuk-nepuk bahuku.

Ternyata aku tertidur dibelakang kios temanku, tubuhkupun terasa lebih ringan dari sebelumnya.Namun tangan kananku masih terasa memegang sesuatu.

Akupun mencoba bangkit dan berdiri, lalu kunyalakan sebatang rokok.Dan usai menghisapnya tanpa kusadari mataku menatap sosok lelaki yang berada dalam tidurku tadi diseberang jalan.
Aku mencoba mengejarnya, namun dia telah menghilang diantara lalu lalang mobil dan motor.

~ sekian ~

pinggiran trotoar
by bvb

1 komentar: