Wajah-wajah itu bergentayangan menghiasi sudut-sudut kota.Sebagian mengais sampah,dan sebagian menggonggong dengan lantang.Matahari seolah tak perduli dengan polah mereka,terus membagi sinarnya hingga sorepun tiba.
Tak seperti aku yang hanya bisa menyaksikan luka dan tangis,dan mencoba berikan senyum,sebab air mataku telah mengering dari kemaren lusa.
Terlalu banyak komedi yang tak lucu dinegeri ini.Wibawa sang krisna hanya dipasang dimuka saja.Sementara batin mirip rahwana,dan bahkan lebih kejam dari betara kala maupun dasa muka.Anjing dan babipun merasa malu sendiri menyaksikan mereka.Betapa tidak,kehinaan mereka telah tersaingi dengan yang katanya paling mulia dan sempurna.
Gumpalan awan putih sekarang hampir tak mau menghiasi angkasa.Mereka telah pasrah ketika mentari dan bayu mengajak tirta kecil menyetubuihinya.Bermemorfosis menjadi gumpalan awan hitam yang melahirkan petir,mengajak malaikat guruh tuk membentak kearah bumi.
Aku mengerti,bumi yang kupijak senantiasa merintih.Dan terkadang nyaris frustasi oleh rasa sakitnya yang semakin menggila.Namun sang bumi masih mencoba tuk tersenyum,sebab segerombolan pandawa masih nampak setia bercengkrama bersama jiwa-jiwa yang gersang.
Nyaris saja keretaku berputar haluan dari relnya,namun tiba-tiba khidir datang dan menggandeng tanganku.Mengajaku menanggalkan seluruh pakaian,dan membasuhnya ditepi telaga.
Keretaku masih diatas relnya,bersama wajah-wajah yang selalu bergentayangan kesana kemari.
Sebagian dari mereka teramat gemar perkalian,dan sebagian lagi mencintai penambahan.Teramat jarang yang gemar pengurangan,serta telah langka dengan pembagian.Terkecuali ada bayangan tentang suku bunga deposito yang menggiurkan.
Anjing masih saja gemar menyalak,menjilat bahkan menggigit sang majikan.Tak seperti ayam yang dibesarkan lalu bertelor.Berkokok dikala pagi,dan mengajaku tuk menikmati mentari pagi yang bergizi.
Suara burung terdengar merdu,sama seperti suara gemiricik air didalam sungai.Walau bumi telah renta,namun masih nampak begitu menggoda jiwa.
Dibawah langit biru,diatas keretaku,dan diantara jiwa-jiwa yang menjelma menjadi hantu.Semoga tak terus bergentayangan,dan semakin membuat situasi mencekam dan menebarkan aroma busuk yang sama sekali merusak kesehatan.
Laju dan lajulah hay keretaku.
Dibawah langit biru,dalam merdunya irama kalbu yang merindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar