Senin, 20 September 2010

Lewat Secangkir Kopi


Lewat secangkir kopi kucurahkan segala yang melekat didalam benaku
Sebagai sebagai seorang manusia yang memiliki rasa dan karsa,dalam menjalani sebuah kehidupan yang semakin hari semakin rumit.
Hidup seperti secangkir kopi di dalam gelas kaca,sebelum diseduh bersama air panas dan dicampur gula atau krim dan susu,kopi itu terasa pahit,karena begitulah aslinya sebuah rasa yang dimiliki oleh kopi itu.
Kalau kita hendak merubah sesuai selera kita,kita bisa mencampurnya dengan gula dan lain sebagainya ,ini masalah selera tentunya.

Namun bagaimana dengan rasa dan karsa dari segala sesuatu yang telah kita idam-idamkan selama ini?
Misalkan saja sebuah harapan yang belum juga terwujud,apa yang harus kita lakukan ?

Jawabnya tentu sama dengan cara kita menyeduh secangkir kopi.
Yaitu mengusahakan dari sesuatu yang kita idam-idamkan selama ini,sesuai yang kita mampu tentunya.
Kalo mampunya paki susu ya pakai susu,kalo hanya sanggup dengan satu sendok gula ya lakukanlah,yang terpenting tak mengurangi seleramu dan tak membebani dirimu.

Janganlah membebani diri kita dengan segala rasa yang terlalu berlebihan {tak terkendali}
Hati-hati dengan rasa,karena rasa bukanlah segalanya,walau rasa bagian dari segala yang ada pada diri kita.

Nikmati saja kopi yang ada dihadapan kita saat ini,dan nikmatilah selagi masih hangat.
Karena sebuah rasa adalah bagian dari sebuah pilihan.

------------------------------------------------------------
Referensi filosofi kopi oleh : kyai ismul karim [bvb]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar