Tak ternilai hargaku pada jiwa-jiwa yang penuh gelisah
Apreasiku tak menghadirkan banyak warna
Tak bermakna bahkan mungkin tercela
Karenaku tak tau apa itu warna dan makna
Lirihku menyikapi udara dingin yang bekukan darah tubuhku
Senyap sunyi tak bergeming menatap sekelilingku
Koar mulut terangkai kata kata yang tertuang dalam sebuah media
Opini deskripsi atau apalah dari para elite pujangga
Kata kataku mewakili hatiku yang gelisah
Terkadang membuncah dan penuh desah
Namun kutak pandai menerjemahkannya lewat bahasa modernisasi kaum elite
Aku hanyalah pujangga palsu yang lugu
Lima belas menit waktu yang sangat sedikit buatku menuangkan ispirasi
Bersenda gurau dengan sebuah syair di tengah sunyi
Aku tak suka pujianku di ketahui yang lain
Karena kekasihku pun tak menyukai itu
hahaha......
Terkadang aku tertawa sendiri menyaksikan keanehan ini
Keanehan dari segala inspirasi gilaku yang terangkai lewat kata kata
Aku begitu sombong menganggap kata kataku lebih di puji orang
Aku menganggap diriku kaum elite kelas atas para perangkai kata
Padahal siapa aku ?!
Hanya seonggak daging yang dititipi ruh oleh Nya
Yang sewaktu waktu membangkai
Diam.......!!!
Mungkin itu sebuah penyelesaian didalam kebisingan
Menepi secara perlahan lalu menghilang bersama udara yang berhembus
---------------------------------------------------------------------------------
bjb02092010
dari pinggir trotoar
bvb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar