Jumat, 17 Juni 2011

Alibi Rindu

dimensi rindu

sayang, sore ini aku duduk diteras depan rumahku
seperti biasanya aku suka memandangi pohon jambu yang mulai berbuah
dan beberapa bunga-bunga di pekarangan
hatiku semakin tentram ketika pandanganku terpaku pada teratai di dalam kolam ikan

sayang, aku mencoba memainkan gitar disampingku
tapi aku lupa letak kuncinya
lagi pula satu talinya sudah nyaris putus
aku takut sumbang bila kupetik nantinya

sayang, sepertinya bayu di kala sore yang teduh ini sedang bercerita kepadaku
tentang dirimu yang dulu duduk dihadapanku
aku memegang kitab suci alqur’an
dan dirimu memegang tripitaka yang mendamaikan suasana

sayang, bayu masih mengajaku bercerita tentang dirimu
tentang secangkir kopi yang dulu senantiasa kau seduh untuku
lalu kita minum berdua sambil menatap gereja di depan mata kita
yang disampingnya terdapat sebuah mushala yang indah dan bersih
dan terkadang kita memetik gitar yang senantiasa tergelatak di sampingku ini

sayang…
aku tidak mengerti kini tentang rinduku
kata para pujangga, sebuah rindu ada karena ada sebuah perasaan yang menggelora
yeach, sebuah perasaan antara aku dan kamu yang telah terbiasa bertemu

sayang…
tapi rasa rindu ini hanya sebuah alibi
aku masih takut tuk memainkanya kembali
seperti senar gitar yang nyaris putus disampingku ini

begitulah sayang
seperti kini secangkir kopi harus kuseduh sendiri
sambil menatap fotomu
dan sesekali kupanjatkan doa tuk peristirahatanmu di bawah pohon kamboja
berharap kau masih setia tersenyum bersama udara

——————-
selatan borneo 17062011
bvb

[ ilustrasi : blogwordpress ]


@ no copas

2 komentar: