duh gusti
hidupku teramat naif tuk berkesah
ketika rasa sesak dalam dadaku begitu terasa
lara dan luka bercampur dengan kecewa
duh gusti
telah begitu banyaknya kata-kata indah kulemparkan
berharap sang biduan dapat menyanyikanya
namun itu semua hanya kiasan kosong
dibanding kalimat-kalimatmu yang teramat megah dijagat raya
duh gusti
hamba tak pantas merindu aroma surgawi
sedangkan sumbang masih terlontar oleh mulut dan lidahku yang liar
tapi aku merindumu gusti
sebagaimana rindu layla terhadap majenun
oh gusti
ragaku teramat nakal menari-nari jalang
menceburkan diri dalam kubangan berlumpur
memainkan aneka rasa-rasa
namun sukmaku rindu pelukanmu
dan berharap rekat sepanjang waktu
¤¤¤¤¤
bjb 080811
by
bvb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar