Nyai...
Badanku sedikit bau di pelototin matahari.
Dan aku sudah mulai malu dengan si lirih nurani.
Sudah lama aku duduk disini nyai...
Menanti senyumanmu dan wangi tubuhmu yang telah mencuri hati.
Nyai...
Canda kita kemaren lusa membuat tercela.
Sebab tetangga kita sedang berduka karena buaya.
Tapi kita malah asik bercinta seenaknya.
Duh, sungguh aku telah berdosa.
Nyai...nyai...
Sigaran jiwo yang telah lama membuat murko.
Walau kutahu dirimu bukan bagian molimo.
Sebab dirimu tak seperti buris rowo.
Karena dirimu ya sigaran jiwo soko seng kuoso.
Nyai...nyai...duh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar