telah dituangkan secangkir kopi hitam untuku
diiringi sebuah tembang yang melantun syahdu
namun sedikit pilu
sebab kopi hitam masih terasa pahit di lidahku
mulutku hanya bisa menganga
merasa-rasa yang ada dalam dada
tak bisa aku bercerita
sebab romanku terukir tanpa aksara
aku sering bertanya tentang tembang cinta
yang cabangnya melengkung kedalam air dibawah sana
mengapa kopiku masih pahit terasa
padahal sudah kuseduh dengan beberapa sendok gula
detik-detik seakan tertawa
menyaksikan kedua mataku yang menatapnya
tak ada yang dapat menuntunku yang nyaris buta
namun kucoba menembus ruang dan waktu tuk meraihnya
mencoba tanggalkan jubah yang menggerahkan tanya
dan meraih malamku tuk sebuah keindahanya
lebur manisku
bersama pahit kopi hitamku
——————————————————
banjarbaroe 270911
Tidak ada komentar:
Posting Komentar