Cerita tentang seorang khalifah di zaman serba kemunafikan,yang mencoba memperjuangkan dan mengungkapkan fakta tentang kejahatan yang tersembunyi di balik topeng kepedulian.
Ia berjuang sendirian dan terkadang-kadang saja beberapa temannya turut mendukung perjuangannya.Lewat pena ia berbicara,lewat kata-kata yang menjadi senjatanya,berjuang demi kehidupan masyarakat dan keadilan sosialnya terhadap segala ciptaan Tuhan.
Pagi waktu indonesia tengah,ia bersiap melaksanakan misinya,dengan perlengkapan jurnalistik ia mencoba berjalan tuk menapaki jejak-jejak keburukan suatu kelompok perusak lingkungan.
Mentari masih malu-malu menampakan wujudnya,disambut sapa pepohonan yang meneteskan embun dan bersenandungkan kicauan burung menyemangati langkah perjuangannya.Alam mendukungnya lewat ungkapan sang awan dan sapaan sang bayu yang menyentuh kulit-kulitnya yang tambun perkasa.
Matanya menatap tajam seperti elang mengintai mangsanya dari kejauhan,menatapi bukit-bukit yang mulai gundul dan berwarna kehitam-hitaman.Bau menyengat menerobus lewat lubang hidungnya yang mungil dan berbulu.
''Bukitnya telah berubah warna,gundul dan kehitaman.Gumamnya dalam hati.
Disebelah barat matanya memandang laju mesin pengeruk tanah menaiki celah-celah bukit yang telah menghitam warnanya. "Alamak,mobil-mobil itu laksana singa yang lapar menerkam mangsa dihadapannya,bukit itu laksana seonggak daging yang segar untuk disantap...
Satu persatu pohon-pohon disekitar bukit mulai berguguran bersama daun-daun dan ranting-rantingnya.
Gundul
Gersang dan kerontang
Tak adalagi embun yang bakal menetes di pagi hari bersama nyanyian burung menyambut mentari pagi.
Sunyi
Namun gaduh dan berisik.
Lewat imaginasi yang tertangkap dari mata,ia mulai menarikan jemari-jemari lentiknya diatas kertas putih,bagai desiran peluru yang muntah dari lubang senapan,tinta-tinta itu mengukir kata-demi kata tentang kehancuran alam yang terkuras dari perintah sang badut tua bermata sipit dan sebagian berhidung mancung berperut buncit.
''tilililitt...hpnyapun berbunyi,diangkatnya dan terdengar suara seorang lelaki yang logatnya sedikit asing ditelinganya."Ya halo selamat siang ?
''Halo bang Nasir ya...?Lelaki itupun mengiyakannya,"Boleh kita bicarakan sesuatu kekantor saya nanti sore ,saya mau tau tentang anda dan tulisan anda ?Dan Nasirpun menyetujuinya.
Siangpun beranjak sore,Nasir memenuhi permintaan lelaki ditelpon itu,lalu dia memacu sepeda motornya menuju kesebuah kantor yang telah disebutkan dalam perbincangannya melalui hanpone.Sebuah gedung yang banyak di penuhi peralatan pendaki dan perlengkapan statistik lainnya.
''Selamat sore bang Nasir,sapa lelaki tambun di depannya.
Entah kenapa tiba-tiba saja perasaannya bergelayut tak sedap dan seolah-olah ingin segera pergi dari tempat itu.
''Silahkan duduk...''Perkenalkan saya Anton pemimpin penelitian dan survey di kawasan hutan ini.Nasir hanya tersenyum hormat dan sedikit mengangguk.
''Yang saya tahu anda seorang penulis sebuah surat kabar,yang kebetulan mengikuti perkembangan pengelolaan hutan menjadi tambang ya bang ?Lagi-lagi kepalanya mengangguk-angguk dan sedikit merekahkan senym dibibirnya.
''Saya menulis untuk menyampaikan tentang keadaan yang sebenarnya,bahwa sumberdaya hayati di perbukitan tersebut sedikit demi sedikit mulai terancam punah habitatnya oleh aktivitas pertambangan tersebut.''Dan saya tahu bahwa aktivitas tersebut adalah resmi dan berizin,namun apakah hal tersebut tidak membahayakan keadaan kehidupan penduduk sekitar yang notabene kehidupannya bergantung dari belantara dan alam sekitarnya ?!
Lelaki dihadapannya mencoba menyanggahnya.
''Maaf bang Nasir,setidaknya kami lebih tahu tentang sebab akibatnya,yah karena kami telah banyak meneliti ditempat tersebut,dan penduduk setempatpun sepertinya oke-oke saja setelah kami jelaskan,tenang sajalah...mereka cuma orang pedalaman,saya cuma mau tanya nomer rekening anda saja,yah hitung-hitung sebagai uang persahabatan kita sore hari ini.
Namun Nasir hanya tertawa,dan diambilnya sebatang rokok dari dalam sakunya...
''ssssttt fffuhhhh.....''
''Terimakasih,saya sudah menerima gajih dari atasan saya dan bonus dari segala tulisan saya,dan sepertinya itu sudah cukup bagi saya Bang Anton!!!
Dengan nada semakin nyaring menyambar bagai halilintar menembus telinga si Anton dan menggetarkan seluruh isi dadanya Ia tak mampu membalas kata-kata Nasir yang sekenanya itu.Keringat dingin mulai menetes bercampur isi dada yang bergemuruh matanya menatap tubuh nasir yang tegap beranjak pergi dan menstater motornya.
Hari berganti hari,segala karya tulis sang Lelaki hebat itu menghiasi kolom depan medianya,bertambah gemuruh isi dadanya tatkala kata demi kata ia baca disetiap alenia tulisan indah sosok lelaki pemberani yang tak gentar mati.
Dan waktupun berkata beda pada sang pendusta,sosok iblis telah merasuki jiwa-jiwa mereka melalui bisikannya.
''Hancurkan dan lenyapkan si Nasir,untuk keselamatan kita bersama,lirihnya kepada beberapa lelaki di hadapannya.
Perjuangannya untuk alam yang ia cintai akhirnya kandas seketika,dan penyakit yang tiba-tiba menyerangnya terpaksa menghentikan langkahnya.Dan tak lama sang Lelaki hebatpun harus menghadap sang Kuasa dengan meninggalkan banyak cerita demi alam tercinta !!!
Namun perjuangannya tak berhenti dengan kepergiannya,karena alampun turut berduka cita atas kepergiannya.Alam masih mencari sang penggantinya,lewat bisikan-bisikan lembutnya yang terbawa angin semangat kepada jiwa-jiwa yang haus akan kebenaran !!!