Rabu, 04 Agustus 2010

Simalakama

Riak gelombang mengoyak karang
Hempaskan harat keras membuncah
Pecah lalu berhamburan
Larut mengalir bersama aliran air

Dentum ledakan hancurkan beton tua
Bergema menyatu tangis jelata
Terbakar jiwa merenggang nyawa
Lewat gagahnya suara mesin mesin merobohkan canda

Sebatang kretek belum habis kuhisap
sepuluh bangunan tertinggal atap
Menyatu bersama ratusan ratap
Tak kuasa kretek lagi terhisap

Kejamnya anjing anjing dari gedung kota
Menggonggong menyalak menjilat dan menerkam daging segar
Liar bagai srigala hutan
Tak terkendali bagai kelaparan

Sang monyet berdiskusi
Tawarkan berjuta mimpi demi kursi
Setalah terduduk lupa berdiri
Tak peduli sodara kandungnya mati....

Merdekakah Negeri ini
Atau hanya mimpi di siang hari
Bagaikan makan buah si malakama
Berpihak tak berpihak sama sakitnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar