Kamis, 05 Agustus 2010

Memory Langit Hitam #5


Senja semakin memerah,ribuan burung terbang menuju sangkarnya
Awan hitam berarak memenuhi langit-langit senja,mengiringi pulang mentari keperaduannya.
Aku duduk membisu mengharap cemas...
''Apakah besok memang seperti ini lagi dan terus begini.....
Suaraku sumbang dan terdengar parau di telinga yang menangkapnya,tapi apalah daya dengan diriku yang hina ini,terpuruk dalam kesunyian dan tenggelam dalam keputus asaan.

Bimbang kemana kaki harus melangkah
Setelah melangkah,ku hanya terdiam di persimpangan jalan
Merangkak seperti kerbau yang tak di gembalakan
Karena sang pengembala pergi entah kemana

Untung saja malam selalu menuju pagi,dan mentari kembali menunjukan wajah garangnya
Kedua mataku mulai dapat memandang,jalan yang mana yang lebih terang
Walau masih ada sisa-sisa luka,namun ku yakin nantinya luka ini kan mengering lalu mengelupas dan berganti kulit baru.
Walau bekas luka tak dapat sirna,namun disitulah kunci segala kelemahan dan pedoman perjalanan hidupku.
Tak semudah membalik telapak tangan,semua seiring waktu yang berjalan.

Semoga langit hitam benar-benar berubah menjadi terang,seiring datangnya sang mentari kala menyambut pagi......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar