Senin, 02 Agustus 2010

Memori Langit Hitam #4

Terus terang aku bukan siapa-siapa,aku cuma pengen nulis aja dan terus menulis untuk mengoreksi pribadiku yang masih teramat berantakan.
Aku cuma seorang anak laki-laki yang berasal dari keluarga yang sederhana,bapak aku pedagang plus petani,dan ibuku seorang ustajah.
Aku mantan seorang preman dan anak jalanan,yang sehari-hariku penuh dengan ketidak warasan dalam sehari-harinya,tapi biarpun seorang preman,aku tak pernah mencuri,apalagi memperkosa anak orang.
Kata ibuku,aku boleh melakukan apapun,asal jangan main perempuan dan merampas hak orang.Jadi aku preman yang mencari jalan yang halal walau aku sering melakukan tindakan anarkis di lapangan,aku suka berantem,aku suka miras,trus aku juga suka ngewe sama pelacur waktu itu,tapi itukan suka sama suka dan tanpa paksaan,soalnya pelacurnya temen aku sendiri di jalanan.

Alhamdulillah,7tahun yang lalu aku bertemu dengan tetanggaku sendiri yang mantan residivis yang sudah diberikan hidayah oleh TUHAN,namun aku belum tobat sepenuhnya kala itu,tapi beliau tetap optimis merangkul aku yang masih labil,yah mungkin beliau lebih mengerti seluk beluk dunia hitam dan darah muda.
Seiring berjalannya waktu setelah dirangkul tetangga plus sahabat dan mursid bagiku,aku sering diberi petunjukNYA,di setiap malam aku sering melihat cahaya terang benderang yang menghiasi langit,mirip seperti bintang namun cahayanya lebih terang,dan ketika ku zikirkan asmaNYA,cahaya itu semakin berkilauan dan seketika itu menghilang dengan tiba-tiba.
Kejadian itu terus berlanjut,cahaya itu bagaikan seorang yang mengawalku,terkadang ia menyerupai sebilah keris,namun dia diatas langit.Ini kisah nyataku,dan aku tidak membual sama sekali.

Dan ketikaku bersama 2orang temanku saat bekerja mengendarai sebuah mobil box menuju ke kota martapura untuk mengantarkan barang,kami mengalami sebuah kecelakaan,mobil kami hancur,namun kami tak terluka sedikitpun.
Setelah kejadian itu aku banyak merenung,walau botol minuman masih ditanganku.
Dan pada suatu malam,aku teringat ucapan seorang sahabatku sewaktu masih menjadi pengawal keluarga cendana,dia bercerita kalau dia lebih kacau dariku,dan dia memnyuruhku membeli sebuah cermin,lalu aku disuruhnya berkaca sepuasnya di hadapan cermin itu.
Aku menangis dan air mataku tak bisa ku bendung,aku berdosa kepada Tuhanku,kepada diriku sendiri dan terutama kepada ibuku yang seorang ustajah...
Aku hilang arah selama ini,alhamdulillah pada 18 agustus 2004,aku terakhir menghabiskan botol minumanku,aku bertobat dan sampai sekarang sudah 6 tahun aku terbebas dari miras,narkoba dan sex bebas.
Orang kampung tak ada yang tahu,kalau aku bejat,karena semua kulakukan di luar lingkungan tempat tinggalku.

Aku menulis di blog ini,sebagai mengenang masa laluku dan mudah mudahan blog ini tidak hilang begitu saja.

Bersambung.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar