Selasa, 22 Februari 2011

Prahara Dua sejoli

Ketika dua manusia dipertemukan dalam problemantika, udara tak sanggup berbuat bayak kepada mereka.Begitu juga dengan daun-daun kering yang berguguran. Ada tangis dan ego, ada canda dan tawa yang terbalut kasih dalam sandiwara kehidupan yang fana.

Seorang putri bersenandung kasih diantara kebun anggur

sulangkan sedikit rindu kepada yang dicari

kepada angin dia titipkan pesan

menyandarkan sedikit harapnya pada ranting-ranting pohon

dan merebahkan rasanya diatas rerumputan

Dua sejoli dalam sangkar tak terjamah

sang putri gelisah bercampur amarah

sang pangeran terluka terbalut rindu

bersenandung dan menengadahkan tangan

berharap langit kan memberi jawaban

*****

Hari masih pagi, Cindi menyandarkan tubuhnya diatas sebuah kursi diberanda rumahnya,secangkir kopi menemaninya melamun sambil menghisap sebatang rokok ditangannya. Dadanya terasa sesak dan menghimpit perih, ketika tiba-tiba fikrannya menangkap sebuah bayangan sosok lelaki yang membuat rindunya terusik kembali.

‘’sfffffhhhhhhhuuuhhhh….dihisapnya rokoknya dalam-dalam,tak habis fikir dirinya,dengan segala masalah yang menerpanya selama ini. Dalam hati dia berbisik pelan,’’sebatas apakah kemampuanku untuk bertahan…?

Dengan statusnya yang masih mengambang terkadang cemas dan rasa takut itu selalu menghantui fikirannya, disisi lain ada sebuah hasrat yang kuat tuk membuka lembaran baru begitu kuat didalam dadanya.

Angin seolah mengerti dengan hembusan nafasnya yang dalam,perlahan-lahan wajah yang manis itu dan terlihat cerah itu mulai nampak mendung,secangkir kopipun telah hampir habis direguknya tuk menepis segala kecemasannya.

”Ya Gusti…ringankanlah segala beban didadaku ini, dan pertemukanlah aku dengan seorang pembimbing yang telah lama kucari selama ini…

*****

Sebuah kasih telah tersampaikan dari jiwa-jiwa yang haus

seperti hujan yang mengerti akan layunya dedaunan

raga dan jiwa senantiasa berpadu

ketika duka lara bercengkrama dalam syahdu

*****

Kumbang jantan berbisik pelan dan mengtarakan rasa pada betinanya

diantara bunga-bunga yang penuh warna

langit hanya memandang kemesraan mereka

lewat angin yang menyapa lembut dan lewat cuaca cerahnya ia merestui sepasang kumbang dikebun bunga…

Disudut sebuah ruangan kantornya Doni mengangkat hand phonenya yang berbunyi pelan,terdengar suara sapa mesra yang tiba-tiba saja membuat desiran darahnya berubah menari-nari bahagia.

”Don..ini cindy,maukah kau menemuiku malam ini kerumahku…?

Seolah mendapat oase yang menyegarkan dipadang pasir,Donipun menyambutnya dengan riang

”Baiklah Cindy, sudah lama aku menantikan saat seperti ini, aku ingin menjelaskan segala yang berkecamuk didalam kehidupan kita tempo hari…

”Oke Don..aku tunggu yach…

Selepas jam pulang kerja, Doni yang saat ini telah berstatus seorang yang bebas dari ikatan rumah tangga, telah bersiap-siap menemui sang pujaan hatinya yang telah lama ia rindukan.

Disebuah beranda nampak seorang wanita yang telah bersiap-siap sejak sore tadi terlihat begitu anggunnya, walau hanya berdandan sederhana namun kecantikannya begitu kuat terpancarkan.

Merekapun bertemu ditempat yang sederhana itu,sejuta kisah dan bermacam masalah mereka ceritakan dengan hati yang terbuka, tak ada dusta dan cumbu rayu yang memabukkan rasa, yang ada hanya sekedar perasaan rindu yang mengharu biru yang membaur dalam suasana haru.

”Don..syukurlah masalahmu telah selesi dengan istrimu,namun disisi lain aku masih gelisah dengan akibat yang akan terjadi nanti,saat kita telah bersama-sama nanti.

”Sudahlah Cin, tak perlu kau pusingkan itu, biar semua berjalan seiring waktu yang berlalu.

Setitik perasaan gusar terbesit dihati Cindy, perasaan seorang wanita yang begitu lembut dan memiliki ketakutan akan sesuatu yang akan terjadi nanti ketika kebahagian telah memeluk mereka. Walau Cindy telah membuktikan ketegarannya sebagai sosok wanita yang dewasa, namun sebagai manusia biasa diapun masih memiliki kecemasan.

Angin selalu berhembus sesuai dengan arahnya

burung yang terbang sejak pagi akan pulang kembali kesarangnya dikala sore tiba

dan sungai yang mengalir berkelok-kelokpun akan berakhir menuju lautan yang luas terbentang…

—sekian—

Ps: cuma lagi belajar menulis cerpen, kalo gak enak dibaca maafin ya..hehehe

Piss deh dan makasih
[ hasil copy paste blog pribadi ]

salam

boil