Rabu, 28 September 2011

Kering Kerontang

kering kerontang pekaranganku
padang ilalang menjadi debu
haruskah aku hanya diam membisu
atau kusematkan saja hausku pada sebongkah batu

sebilah belati bertetesan darah
namun tajamnya tetap terkalahkan lidah
karena tuturku mengoyak resah
kenapa aku teramat suka membuatmu marah

kepada rerumputkan
kutanyakan kabar tentang hujan
kepada dedaunan
aku bercerita tentang nostalgia tubuh yang kebasahan

kering kerontang
tanah gersang
pikir tak tenang
jiwa semakin malang

hanya harapan kepada mega yang berkejaran
sudi kiranya membawakan segerombolan hujan
dan akan kunanti sampai pada saat kedatangan
sebelum seisi jiwa bersiap akan kepulangan

semoga gelap
meneteskan air kepada pengap

————————
september yang terik pada hari ke 28 tahun 2011
by
boil

Selasa, 27 September 2011

Secangkir Kopi Pahit

telah dituangkan secangkir kopi hitam untuku
diiringi sebuah tembang yang melantun syahdu
namun sedikit pilu
sebab kopi hitam masih terasa pahit di lidahku

mulutku hanya bisa menganga
merasa-rasa yang ada dalam dada
tak bisa aku bercerita
sebab romanku terukir tanpa aksara

aku sering bertanya tentang tembang cinta
yang cabangnya melengkung kedalam air dibawah sana
mengapa kopiku masih pahit terasa
padahal sudah kuseduh dengan beberapa sendok gula

detik-detik seakan tertawa
menyaksikan kedua mataku yang menatapnya
tak ada yang dapat menuntunku yang nyaris buta
namun kucoba menembus ruang dan waktu tuk meraihnya
mencoba tanggalkan jubah yang menggerahkan tanya
dan meraih malamku tuk sebuah keindahanya

lebur manisku
bersama pahit kopi hitamku

——————————————————
banjarbaroe 270911

Sebuah Puisi

bias wajah ayumu mendekap jantungku
putih bersinar membuatku semakin rindu
sorot matamu yang sedikit sayu ceritakan sesuatu
tentang sebuah masa lalu dan hari depanmu

kita duduk berhadapan di hijaunya hamparan
ditemani burung-burung yang berkicauan
saling bicara dan beradu tatapan
lalu kita bercerita tentang sebuah keindahan

tentang sebuah sungai yang mengalir di pekarangan
lalu kita nikmati semilir angin yang menyejukan
menyapu gundah kita dan menggantikanya dengan ketenangan
saling tersenyum dan terkadang tertawa setelah menyikapi pandangan

tiada lagi terasa kaku di urat leher kita saat bicara
rasa panas di kepala kita
dan kerasnya suara kita yang memekakan telinga
hanya ada suka cita dan saling jaga diantara kita
—————————————-
by
boil

Selasa, 20 September 2011

Demi Kelamin

mata menganga
terjerat paha
otak menghasut
bertanya tentang kancut

aghh…

nurani mulai mengkerut
naluri terkejut
libido menyambut
malaikatpun disikut

demi kelamin
isi dada sudah tak amin
———–
trotoar bjb lupa tgl berapa ya?
Bvb


Sang Penghibur by Padi


setiap perkataan yang menjatuhkan
tak lagi ku dengar dengan sungguh
juga tutur kata yang mencela
tak lagi ku cerna dalam jiwa

aku bukanlah seorang yang mengerti
tentang kelihaian membaca hati

ku hanya pemimpi kecil yang berangan
tuk merubah nasibnya…

oh.. bukankah ku pernah melihat bintang
senyum menghiasi sang malam
yang berkilau bagai permata
menghibur yang lelah jiwanya
yang sedih hatinya
yang lelah jiwanya
yang sedih hatinya

ku gerakkan langkah kaki
di mana CINTA akan bertumbuh
ku layangkan jauh mata memadang
tuk melanjutkan mimpi yang terutuh
masih ku coba mengejar rinduku
meski peluh membasahi tangan
lalah penat tak menghalangiku
menemukan bahagia

o… o…
bukankah ku pernah melihat bintang
senyum menghiasi sang malam
yang berkilau bagai permata
menghibur yang lelah jiwanya
yang sedih hatinya
yang lelah jiwanya
yang sedih hatinya

yang lelah jiwanya
oo..
bukankah ku bisa melihat bintang
senyum menghiasi sang malam
yang berkilau bagai permata
menghibur yang lelah jiwanya

bukankah hidup ada PERHENTIAN
tak harus kencang terus berlari
ku helakan nafas panjang
tuk siap berlari kembali…
berlari kembali..
melangkahkan kaki
menuju cahaya

bagai bintang yang bersinar
menghibur yang lelah jiwanya
bagai bintang yang berpijar
menghibur yang sedih hatinya

Tragedi Burung Negeri

empat puluh enam tahun yang lalu
mereka berdarah
nyawa mereka muntah
tangisan-tangisan terdengar pilu

tujuh orang pemimpin mati
dan menyusul dua lainya
biadab
satu bocah terkapar menggelepar

terpancung si burung negeri
tapi tidak mati
karena para pecinta masih berbakti
walau dusta dibalik tragedi

setengah tiang
kini tinggal kukenang
sebab hatiku masih selalu bimbang
karena setan masih mengangkang

aghhh…

senandung pintaku tuk negeriku
semoga dan semoga selalu semoga tuk hari baru
demi darah para pecintamu
demi jiwa-jiwa yang terus merindu biru

——————————————–
salam jass merah
bvb

Di Bawah Yang Mengangkangiku

Malam ini aku persiapkan satu gelas kosong
seperti biasa seperti malam-malam yang telah berlalu

Dengan mata yang masih berkaca-kaca menatap langit yang mengangkangi pandanganku
sungguh aku teramat kecil dan hina
Jam dinding masih bernyanyi sambil berlari pelan
walau begitu aku tak mampu mengejarnya
karena degub jantungkupun selalu begitu sama persis tiap denyutnya

Gelasku masih kosong
lusa lalu telah kutelan habis dan memprovokasi pencernaan dan rongga dadaku
berharap bisa kuresapi tuk lemparkan dustaku yang enggan tuk minggat di samping paru-paruku

Langit masih mengangkangiku
dan aku dapat mengintip jelas bulan dan bintang di selangkanganya
sungguh indah rupanya

Gelasku masih kosong
dan akan kutunggu hingga ada yang menuangkan sesuatu yang baru bagiku
walau hanya beberapa tetes arakpun tetap akan kureguk juga
tanpa malu-malu…hinggaku menemukan madu…

~~~~~~~~~~~

banjarbaroe 20-09-11
bvb

Sabtu, 17 September 2011

Sebuah Pengakuan

Aku adalah udara kotor
yang memasuki celah-celah sempit ruang pengap
lalu bergerak bebas dan mengkotaminasi nafas-nafas letih yang merintih
Terkadang aku ingin menjadi pijar lampu namun aku hanyalah kotoran yang teramat pilu

Aku adalah berwarna hitam
yang duduk bersandingan dengan para pendeta dan ulama
aku menjadi mereka dan tanpa menutupi noda-noda
Terkadang aku ingin menjadi sebuah lukisan
walau hanya sebuah abstrak pandangan
tapi aku menyadari bahwa aku hanyalah udara kotor kehitam-hitaman

Kini aku telah kejutkan oleh malam yang hujan
aku dibuatnya takaruan hingga kiniku teramat rindu sebuah kepulangan

---------------------------------------------------------------------
bjb 170911 bvb

Pelacur H.L

” Mas-mas, yang paling pojok kanan itu siapa namanya?
” Yang mana mas?
” Itu loch, yang dalam etalase, yang pake celana pendek, tangtop biru, siapa ya namanya…
” Och, itu Maelin, mau yang itu ya mas?!

Sejenak lelaki tambun setengah baya itupun nampak diam setengah berpikir. Tak berapa lama senyumnyapun terkembang kembali pada sosok pria tambun disampingnya.
” Hmmm, high kualitykan mas?!
” Hahahaha, pastilah pak, kalau dalam etalase itu, ibarat media, High Line dong.
” Hmmm, antar kekamar saya ya, ni alamat hotelnya plus Dp, sisanya nanti.
” Longtime ya…
” Yoi…nih tip buat anterin ke hotel, oke, saya tunggu
. ” Siap gan, bereslah, secepatnya.

Semakin tinggi malam semakin menambah riuh suasana lokalisasi kelas tinggi itu. Wajah-wajah cantik dalam etalasepun telah berganti yang lebih segar dan membangkitkan gairah lelaki. Lelaki tambun semakin sibuk menerima dering pemesan dari celulernya.
” Ya halo bos, gimana kabarnya, bisnisnya lancarkan di kalimantan…
” Yoi, pastilah, kalau gak beres buat apa nelpon situ, hehehe…
” Hahahaha, capcaylah…
” Ada yang baru, kalau bisa yang hilir mudik di tv lah, high line, hehehe…
” Hahahaha, capcaylah itu, asal cocok senggolanya, kan seleb bos…

Suasana perbincangan mereka semakin nampak serius. Sang pria tambun semakin tersenyum sumringah dibuatnya.

” Gimana kalau sistem pertiga bulan bos, soalnya doikan biasa dikontrak bos.
” Hmmm, atur aja dah, maunya berapa?
” Biasanya sih doi mintanya 500 jeti bos, itu semua sudah termasuk ppn dan ongkos tiket, hehehe…
” Yuhuu, yang High Line di tv ya, bukan di etalase…
” Capcaylah, kecewa uang kembali. ” Seperti biasa, saya transfer Dp dulu, besok kamu atur keberangkatanya, oke?! “Oke bos, capcaylah…

————------------------------------------------------------------
cuma cerita iseng tentang prostitusi berkedok kawin kontrak dikalangan selebriti ti ti ti…
Sekian dweh boil

Reka-reka Hari

Ilalang menari kesana-kemari mengikuti terpa sang bayu
aku masih serahkan diriku pada sebatang tiang yang kupegang erat
sedangkan langit sedikitpun tak ada tanda tuk cerah
dan nyaliku nyaris tuk rebah

harapku masih menunggu rinai hujan yang telah beri isyarat
menari-nari diatas padang ilalang
menunggu matahari membawakan segaris lukisan berwarna-warni
sebab indahnya buatku mengerti tentang diri

hari ini adalah untuk hari esok
dan hari ini sebuah hasil dari kemarin
sebagai eligi si pujaan hati bernama illahi


----------------------
yudi feat boil


Jumat, 09 September 2011

Buat Calon Haji

Iseng-iseng lewat asrama haji,wuah ternyata rame banget yang mau pergi ketanah suci.

Namun ada sesuatu yang janggal seteleh saya berhenti disitu.Ternyata halaman asrama banyak pedagang kaki lima dan pengemis yang memanfaatin momen para keluarga yang mengantar.
Jadi inget pesan Mr.Jack,mantan residifis berdarah dingin yang udah tobat.
"Sebelum kamu berhaji,sudahkah kamu memuliakan kedua orang tuamu..?
-Sudah pulakah tetanggamu yang hidupnya pas2n/miskin dan papa kau santuni.
-Keluargamu yang susah,sakit,cacat kau bahagiakan.
Dan anak-anak serta anggota keluargamu dalam satu rumah,apakah tidak sedang menanggung beban hutang kepada orang lain?
-Sudahkah kau meminta maaf atas perselisihan dengan orang di sekitar kehidupanmu?

Ini semua guna kebaikanmu dalam menunaikan rukun islam yang ke lima secara sempurna.
Karena rukun yang kelima tersebut berbunyi,"Naik haji bila kau mampu.
Yang di maksud dari kata mampu yaitu,"mampu secara lahir dan batin,yang mana maknanya ada sekitar kita,yaitu sebagaimana yang telah di terangkan di tulisan di atas.

Semoga para calon-calon jemaah haji,bukan termasuk golongan yang merugi/berhaji hanya untuk titel dan gengsi saja.
Dan semoga bisa menjadi haji yang mabrur...amin.

ALLAHU ALAM BISAWAB...

WASSALLAM
bvb.

Kamis, 08 September 2011

Tapak Jiwa

tapak cinta berbias cahaya
terkias hati yang fana
terkuaklah rasa membungkus mata
lebur sangkala belenggu jiwa

kini aku dahaga iba darimu wahai sang penyejuk jiwa
tapak demi tapak kian terasa
dikala seribu harap kian menerpa

gurun sahara jadi biasa
padang safana itu takan mampu bermakna
hanya rangkulan kasih dan pelukan sayangmulah jawabnya

duhai duka
bilakh kau pergi lupakan semua
biarkanlah kini aku bebas dalam genggamanya
menuju damai kasih darinya selamanya


----------------------------
mustakim tilabah 080911
syech abdul maliki

Ibarat Syair

kehidupan itu ibarat syair
banyak warna yang memaknai di dalamnya
namun siapakah yang sanggup menggapai kesejatianya
Dia ya hanya Dia jawabnya
hai manusia…
sudah cukupkah kau yakini warna asamu
ingatlah, isi otakmu hanyalah sematan Karsa dari-Nya
tetaplah kau dalam Qudrat-Nya

—————-
Mustakim Tilabah 080911
salam

Mimpi

aku pernah bermimpi
di padang rumput ilalang
berjelaga dalam kepayahan yang lelap
lalu ceria di alam mimpi

mengecipakan kata demi kata dalam sungainya
lalu menari-nari dalam ceritanya
hingga ke enggan tuk terjaga
mungkin berharap selamanya disana





Rabu, 07 September 2011

Kita Semua Peneliti

Suatu hari saat saya sedang duduk santai di bawah pohon yang terletak di taman kota. Saya mencoba mengamati orang-orang yang sedang bersantai disana sambil sesekali saya jepret mereka dengan kamera handphone saya. Tak lupa sebuah memo saya keluarkan dari dalam tas untuk sekedar menggoreskan unek-unek di kepala ini.
Saat sedang asik-asiknya mencorat-coret memo, saya dikejutkan oleh seseorang yang datang tiba-tiba disamping saya < mirip jelangkung, datang tak diundang pulang tak dianter >.

” Mas, anda penulis ya?
” Hehehe, bukan Pak, cuma corat-coret aja kok.
” Pasti anda seniman, tuh rambutnya gondrong.
” Wuaduh, bukan eh Pak, cuma gak sempat ketukang cukur, hehehe…
” Hmmm, kayaknya anda ini seorang ustad atau kyai, soalnya ada tasbih yang anda kalungkan, ya kan?!
” Halagh, kyai gimana toh Bapak ini, lha wong sholat aja saya masih nyontek pak, bisanya baca bismillah terus alhamdulillah, hehehe…
” Ups, iya ya bukan, soalnya celana anda bolong tuh, mana mungkin ya anda orang yang alim tapi penampilanya gak karuan begitu, mana mungkin!
” Maaf Pak, sampeyan ini peneliti ya, hehehe…
” Oghh, bukan mas, saya sudah terbiasa menilai orang secara mendetail, sebelum saya berteman mas, soalnya saya orang baik mas.
” Owhh, sangat detail ya Pak ?
” Pasti !
” Tapi sedari tadi saya lihat sleting celana bapak terbuka tuh Pak, hehehe…

Sekian aja deh, hihihi
Salam peneliti koplax

Selasa, 06 September 2011

Do'a Si Pendusta

Ada kalanya kita berdo’a
namun bilakah kita panjatkan puji syukur pada-Nya
sebagai pelepas dahaga disaat hati terperih rindukan Cinta

Duhay jiwa yang papa
sanggupkah nian menatap wajah-wajah bias terbelenggu dosa
yang tanpa malu bersimpuh memelas ridho-Nya

aghh, dasar pendusta

¤¤¤¤¤
mustakim tilabah 070911
bvb

Semesta Kecil



aku adalah partikel debu, aku juga adlah angin yang berhembus, akupun bisa menjadi siang dan malam, atau mengepak-ngepakan sayap menjadi seekor merpati yang menari-nari di cakrawala sepanjang hari.


aku bisa saja menjadi guruh yang debarkan jantungmu, lalu menjadi hujan yang menggerimis, akupun bisa menjadi secangkir kopi hitam yang bisa kau nikmati dikala penat menggerayangi pikirmu.

karena aku adalah semesta kecil...

mustakim tilabah 070911
bvb

Nyai...nyai

Nyai...
Badanku sedikit bau di pelototin matahari.
Dan aku sudah mulai malu dengan si lirih nurani.
Sudah lama aku duduk disini nyai...
Menanti senyumanmu dan wangi tubuhmu yang telah mencuri hati.

Nyai...
Canda kita kemaren lusa membuat tercela.
Sebab tetangga kita sedang berduka karena buaya.
Tapi kita malah asik bercinta seenaknya.
Duh, sungguh aku telah berdosa.

Nyai...nyai...
Sigaran jiwo yang telah lama membuat murko.
Walau kutahu dirimu bukan bagian molimo.
Sebab dirimu tak seperti buris rowo.
Karena dirimu ya sigaran jiwo soko seng kuoso.

Nyai...nyai...duh.

Minggu, 04 September 2011

Main Kata

Mata melirik, jemari menari-nari mengikuti intuisi yang bersenda gurau dengan lirih hati.
Menggoreskan aksara membentuk serangkai kata.
Menggerimis...
Membawa maghnit tuk tatap mata yang menggemarinya, lalu menautkan hati menjadi lebih  hati-hati.

Main kata.
Main mata.

Tidak main-main walau sedang bersandiwara melukis rima.

Main kata, bermain-main dalam curahan hujan aksara.
Menawarkan sejuta rindu tuk hati yang merindu buai indah-Nya.
Mengajak berdansa syalalalala lalu melemparkan penat yang berdubi dubida ciya wakakakaka.
Makrifatkan cinta dikemahaan-Nya dalam metafora kata.

Antara aku kamu dan dia menjadi satu dengan mereka.

Main kata...
Tidak main-main dalam berkata-kata, walau hanya main-main bersama serangkaian aksara.
Karena kata adalah bicaranya diri saya terhadap anda.



hutan pinus 050911
bvb












Sabtu, 03 September 2011

Sebuah Dongeng Hari Raya

Sebuah dongeng.
Nyiur melambai-lambai di tepi pantai, diantara padang hijau terhampar subur terbentang seantero jagad raya, kalam-kalam tuhan barjajar rapi disana-sini, lelaki buta masih membisu bersama situli dan sipincang yang miskin.

Selamat hari raya dunia kita...

Perayaanmu adalah perayaanku, terkapar diantara bau-bau busuk yang tercium disana-sini, kuman-kuman menari diatas piring-piring emas sang durjana, lahap mulut mereka menikmati setiap yang pecah dilidah, karena ini adalah sebuah perayaanmu yang juga perayaanku.

Hilal masih juga malu-malu menutup hidungnya, cahayanya sedikit malas menyinari dunia yang telah bermetafora laksana kata-kata para pujangga.

Merah kuning hijau dilangit yang biru, walau pelukismu agung namun kami masih saja bingung dengan pameran indah terbentang, sebab itu semua bagaikan sajak inggris dibaca orang lokal yang teramat lugu total.

Aghh,
ini hanya sebuah dongeng hari raya kita,
mari nikmati sambil menari menutup bau yang menusuk lubang hidung ini,
semoga tak dengki,
selamat menikmati.

hutan pinus 031111 bvb

Jumat, 02 September 2011

Tanda-tanda Badai Matahari 2012

Seperti sudah lebih dari dua bulan ini kita disambangi oleh kemarau yang mana panasnya sangat luarbiasa. Bahkan untuk negara tropis seperti Indonesia sangat diluar dari normalnya suhu panas. Apakah ini tanda-tanda badai matahari yang diperkirakan datang pada akhir tahun 2012 telah tiba, entahlah. Yang pasti alam telah menugur kita untuk memperhatikanya. Semakin gundulnya hutan diberbagai wilayah diseluruh nusantara pada tiap tahunya semakin bertambah, semakin ditingkatkanya produksi kendaraan bermotor, gedung-gedung bertingkat yang dihiasi kaca, dan berbagai macam barang-barang elektronik yang memancarkan berbagai macam gelombangnya turut mempengaruhi rusaknya lapisan ozon bumi kita. Dan kitapun bangga tanpa menyadarinya. Apakah 2012 akan terjadi efek panas yang beberapa kali lebih hebat dari sekarang, entahlah. Sedangkan kita masih belum siap untuk semua itu, karena kita masih sangat asik menikmati aneka perdebatan para pemimpin kita, mulai dari pejabat negara sampai para ulama. Sampai-sampai kita lupa udara yang kita hirup semakin tak jelas kadarnya, iklim semakin tidak menentu dan bumipun semakin ingin menjadi matahari. Siapa yang salah, mari kita tanyakan pada sebatang rumput di halaman rumah kita, lalu tanyakanlah isi dalam dada kita. 2012 kiamatkah, sekali lagi tanyakanlah pada sebatang rumput atau semak belukar disekitar kita, jangan lupa tanyakan pula pada knalpot kendaraan bermotor kita. Allahualam bisawaf salam hijau berseri kuntilanak bvb

Nikmatnya Tri Som

Tak terasa langit yang sedari sore telah menurunkan hujanya. Tiga anak manusia kebasahan menuju kesebuah rumah yang sederhana milik salah satu dari mereka. Dua orang lelaki dan satunya lagi seorang wanita, yang kira-kira usia mereka sekitar 30 tahunan. Setelah memasuki rumah dengan kondisi basah kuyup, merekapun segera menuju kamar masing-masing. Satu persatu pakaian yang basah mereka tanggalkan dan segera menuju ke kamar mandi tuk membersihkan badan mereka. Selang 30 menit kemudian merekapun telah berkumpul di ruang tamu. Sang wanita nampak anggun menuju ruang dapur tuk menyiapkan tiga gelas teh panas dan gorengan yang telah dibelinya sepulang kerja. Tak lama kemudian ketiga anak manusia itupun menikmati suasana yang menusuk tulang dengan ditemani teh panas dan gorengan yang masih hangat. Masing-masing dari mereka bernama Tri Somarno, Tri Somarni, dan Tri Somardi. Wuah nikmatnya Tri Som ya, habis keujanan lalu ngangetin badan dengan yang anget-anget…hehehe… Sekian cerita gak jelas ini, hehe peace. Bvb

Kamis, 01 September 2011

Di atas pelangi

Menari-nari diatas pelangi, lalu melayang-layang keudara, melintasi cakrawala lemparkan penat, turun kebumi lalu duduk diantara kebun bunga yang berwarna-warni... bjb 021011 bvb