Selasa, 31 Mei 2011

obligasi jalang




liar desah membentuk rima, gerutan gelisah terpoles bedak, maskara, lipstik, menambah indah balutan miniskrit yang bersenda bersama tang top.

obligasi jalang.

tawarkan desah diantara butiran-butiran resah, melawan suara lirih diantara kedua payudara yang menyembul indah, bercengkrama dengan dinding-dinding bisu, berbisik kepada lampu jalanan dan kerlip bintang.

obligasi jalang.

terlentang ditengah kebisingan yang bisu, kedinginan bersama hawa panas yang menikam kenyataanmu, lalu melemparkan sejuta tanya kepada asap rokok dan secangkir asa dalam kopi pahit.

obligasi jalang

menukar sedikit kehidupan bersama lembaran-lembaran angka berbau sperma, demi sebuah hidup yang terpaksa menista, tak ingat tua, semoga tak sampai kemasanya, obligasi segera terlemparkan, mendengarkan suara diantara kedua payudara yang membesar, dan menjadikan jiwa kian melebar.

*****
kota kecil diselatan borneo
by
bvb

Senin, 30 Mei 2011

Gadis Kecilku


Gadis kecil berlompat-lompatan, tawanya renyah mengundang ceriaku yang sedari tadi beku.
Rona merah terganti cerah, mendung diatas padang ilalang berganti awan-awan putih berhias pelangi.
Kupu-kupu nampak menari-nari, gadis kecil menggoda hati, kedamaian hujan merajut kesejukan, diantara bulir-bulir biasan cahayanya yang tinggalkan sembab.

Gadis kecilku menawarkan surga dipelupuk mataku, lewat kecerian yang riang.
Duri-duri dijalan tersibak kelakar lugu, pilu-pilu ombak dihati, menyingkap makna rindunya haru yang terbelenggu.

Ah...

Surgaku tak tersembunyikan lagi, karena gadis kecilku telah melemparkan neraka dengan senyum dan tawanya.



Perempuanku Bukan Wanitaku




Perempuan itu menatapku diseberang sana, senyumnya renyah, matanya sedikit sipit dengan bibir yang menggoda hasrat lelaki ketika memandangnya.

Rambutnya hitam dibiarkan tanpa ikatan, sapanya mengundang ingin.

Dulu matanya sembab, waktu belum kusapa, diseberang lautan dia terbawa rayu sunset, katanya dia menanti sebuah jabat tangan lelaki dalam mimpi.

” Ah, entahlah, siapa sang lelaki dalam mimpi.

Sedikit aku terpana dengan bentuk kedua payudaranya yang besar, hmm, aku rasa dia seorang yang perkasa bagai kuda binal diatas ranjang problema.

Lelakinya berharta,berseragam elok perkasa, kaum punggawa yang bijaksana dalam setiap tutur kata. Tapi dia tak suka, karena lelakinya suka menghambur sperma dimana-mana.

” Ah, perempuanku bukan wanitaku.

Mengingatkanku tentang Kendedes yang tersakiti Adipati Tunggul Ametung. Tapi dia bukan Kendedes, namun perempuan diseberang sana yang menunggu lelaki dalam mimpinya.

” Ah, dia memanggilku.

Tanganya melambai-lambai mirip seorang penari, kedua matanyapun dipanahkan kearahku, wajahnya berseri-seri mengandung harap, rambutnya kesana-kemari tertiup angin, tapi matanya tetap dia tancapkan kearahku.

” Wuah, rasaku terpaku, gelisahkupun beku.

” Yeah, semoga ini bukan simalakama, tapi sebuah do’a, dari titipan bayu dan mendung diseberang lautan.

Perempuanku, kau bukan wanitaku.

------------------------

juga dimuat diblog saya : boil frengkys wordpress

Minggu, 29 Mei 2011

Unjuk Gigi


Sapi unjuk gigi
kunti tertawa ngiri
siput lari sembunyi

malam melotot
gubuk reot
jenglot kolot

salah marah
benar pasrah
tidur gelisah
kasur mendesah resah

broklat

broklat
itu sejenis obat pelancar buang aer besar
kalo coklat?
ya buat dimakan lah, kan sayang kalo dibuang, ya toh.
kalo koruptor ?
tau ahh gelap....

wuekekekekekekekek....

Rabu, 25 Mei 2011

Gila Gak Pake Ni


Tahu tempe
serondeng balon gas mbledos
kenalpot bikin pipi kempot
napas kembang-kempis dikit-dikit ndepis

Pombensin bikin ngeri
tukang kredit bikin nyeri
anak nangis ibu meringis
bapak ngemis ditendang om kumis

Pak Rt korupsi
Dpr nyari lonte keluar negeri
ibu pertiwi guling-guling matanya juling
ah, bentar lagi kiamat indonesia
dan kita mati tergila-gila sambil ketawa ngiler

Shinthink


Shinthink
otak gemeretak menungging
jalan miring-miring
tak menatap pintu tak buka jendela

Oh...

Ubun-ubun dipasung
dada di tikam jelaga
membangkai terbengkalai
karena shintink tak berdawai

Resensi '' Tentang Rasa ''




Tentang rasa

Judul Buku : Tentang Rasa

Penulis : Nuraziz Widayanto dan Kit Rose

Editor : Dudung Abdul Muslim

Penerbit : Gerbang Madani

Buku ini diberi judul Tentang Rasa, karena buku ini adalah buku kumpulan cerita yang dikemas sangat unik oleh kedua orang penulis yang begitu kreatif dalam berimaginasi dan mencoba menuangkanya dalam berbagai gaya menulis mereka masing-masing. Penulis tidak hanya sekedar membicarakan tentang cinta, benci, rindu, duka, gelisah dan lain sebagainya, mereka berdua sengaja meletupkan konflik-konflik menarik sebuah rasa yang dialami setiap insan dalam kehidupan sehari-hari yang bisa menjadi ancangan dalam bersikap ketika kelak akan mengalaminya sendiri.

*****

Ketika kembali kepada masalah hak setiap orang untuk mencintai dan dicintai, sebab cinta dan rasa suka cita tak dapat dipaksakan kapan dia akan datang dan kapan juga dia akan pergi. Semua kembali kepada diri kita sendiri, bagaimana kita memahaminya. Dan memaknai adalah suatu cara tuk memahaminya, agar senantiasa menjadi bijaksana daripada meratapinya, karena di dalam cinta-Nya tidak akan ada lagi rasa sakit dan pedih selain indah dan suka cita.

Selalu ada cinta dan rindu, yang tak ada alamat pastinya.

Itulah anugerah bahwa kita masih diberi kesempatan untuk merasakanya, mensyukurinya dan membagikan untuk yang lain.

Tetap mencintai meskipun tidak dicintai, mencinta dengan tulus tanpa mengharap imbalan untuk diberi.

Yang terlihat buruk bisa baik buat diri kita, begitu pula sebaliknya.

Kita berikan cinta yang kita bisa dan mampu, Dia akan penuhi lagi hati kita dan takan pernah berkurang sedikitpun.

Jangan hanyut dalam indahnya saja, karena indahnya mimpi sudah pasti semua bisa menikmati.

Inilah misteri rasa, kematian dan hidup adalah jawabanya.

Namun berhati-hatilah dengan rasa, karena rasa itu bukanlah segalanya, sebab rasa itu bisa menipu, tergantung cara kita tuk menyikapinya.

*****

Mau tahu selengkapnya tentang isi buku ini, dapatkanlah di toko-toko buku terdekat di kota anda, atau anda bisa hubungi kedua penulisnya sendiri yang juga sebagai kompasioner.

salam

bvb